Selasa, 15 Maret 2016

pupuk dari urin ternak

Memperoleh Manfaat Luar Biasa dari Fermentasi Urin Ternak

 
 
 
 
 
 
24 Votes

urine-therapyMendengar kata urin, urine, air seni, atau air kencing yang terlintas dalam pikiran kita adalah aromanya yang bau, kotor, najis, dan harus dibuang atau dibersihkan….hehe, memang persepsi tersebut tidak lah salah..

Urin, air seni, air kencing

urineUrin memang salah satu produk ‘buangan’ yang harus dibuang dari tubuh. Nah, sebelum melangkah lebih jauh, apa sih definisi dari urin itu sendiri ? Apabila kita ingin mengetahui definisi ilmiah-nya, menurut beberapa sumber ilmu biologi yang dapat dipercaya dan saya peroleh (salah satunya dari wikipedia), Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darahyang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis (ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam organisme secara konstan) cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter (saluran) menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Komposisi Urin

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisal. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumbernitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos atau pupuk organik.

Pemanfaatan Urin

Meskipun sebagai ‘produk buangan’, ternyata urin sejak dulu sudah banyak dimanfaatkan umat manusia. Urin manusia sudah lama dimanfaatkan dalam ‘terapi urin’, untuk pengobatan, pembersih luka, sampai untuk kosmetika (waduh…)
Pemanfaatan urin hewan ternak, sejak dulu telah dilakukan pula oleh bangsa Jepang untuk dijadikan pupuk. Dalam urin hewan ternak,  ternyata berdasarkan penelitian misalnya dalam urin kambing sudah mengandung Nitrogen 36,9 – 37,31 %, Fosfat 16,5 – 16,8 ppm, dan Kalsium 0,67 – 1,27 %. Komposisi ini mirip dengan komposisi pupuk SP-36.
Berdasarkan penelitian pula, 2 (dua) kilogram pupuk urea ternyata setara dengan 2,5 liter pupuk dari hasil fermentasi urin kambing….wow. Dan berdasarkan data, rata-rata seekor kambing/domba  dapat menghasilkan 2,5 liter urin per hari…waw.  Dengan demikian, bagi para petani dan peternak akan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari limbah ternak berupa urin ini.  Petani dapat lebih mandiri dan melepaskan ketergantungan terhadap pupuk kimia buatan/anorganik.
Berikutnya, mari kita bahas secara ringkas cara menghasilkan pupuk cair dari urin melalui proses fermentasi tersebut.

Fermentasi Urin dengan menggunakan SOT HCS

Fermentasi Urin bertujuan menghasilkan pupuk cair dengan bahan dasar urin dengan komposisi yang dihasilkan menjadi lebih baik. Salah satu dari reaksi positif yang terjadi dari fermentasi ini adalah adanya pengikatan Nitrogen yang lebih tinggi oleh mikroba selain sebagai dekomposer.
Dengan difermentasi, bau khas urin juga akan hilang karena berkurangnya jumlah gas amoniak, fermentasi dengan SOT juga dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik, dan mikroorganisme bermanfaat lainnya.

Proses Fermentasi Urin

Alat dan Bahan :

  1. Tong plastik bertutup atau bisa memanfaatkan ember bekas cat tembok
  2. Gelas ukur atau gayung 1 liter
  3. Pengaduk
  4. Masker bila perlu (untuk yang tidak biasa dengan aroma urin…hehehe)
  5. Sarung tangan plastik
  6. SOT HCS
  7. Gula Pasir

Resep :

Berikut adalah resep perbandingan kebutuhan bahan-bahan :
  1. Urin ternak (kelinci, kambing, sapi)  : 10 liter
  2. SOT HCS     :   100 ml (± 10 tutup botol SOT HCS)
  3. Gula pasir  :   2 (dua) sendok makan
Cara Kerja :
  1. Masukkan urin yang akan difermentasi ke dalam tong plastik.
  2. Ambil dan masukkan ± 500 ml urin ke dalam gelas ukur atau gayung, masukkan SOT HCS dan gula pasir, kemudian aduk sampai larut.
  3. Larutan SOT HCS tersebut kemudian masukkan ke dalam tong plastik yang telah berisi urin.
  4. Aduk larutan urin sehingga larutan SOT HCS tercampur dan larut dengan sempurna.
  5. Tutup tong plastik dan biarkan fermentasi berlangsung selama 1 x 24 jam
  6. Setelah selesai buka penutup dan biarkan dulu. fermentasi yang berhasil ditandai dengan terjadinya perubahan terutama aroma yang sudah tidak berbau urin lagi.
  7. Pupuk hasil fermentasi urin siap digunakan.
  8. Pupuk hasil fermentasi urin ini akan lebih baik lagi bila memanfaatkan urin dari hewan ternak yang telah menerapkan pola HCS dalam pemeliharaannya.

Aplikasi Pupuk Hasil Fermentasi Urin

Pupuk diaplikasikan dengan mencampurnya ke dalam air, berikut adalah beberapa cara aplikasi untuk tanaman dengan cara penyemprotan atau dikocorkan

1. Penyemprotan

Dosis urin hasil fermentasi untuk setiap tanki semprot (kapasitas ± 14 liter) :
  • Urin Kelinci       :  250 ml   (atau setara ukuran 1 gelas air mineral)
  • Urin Kambing   :  750 ml   (setara ukuran 3 gelas air mineral)
  • Urin Sapi           :  1500 ml (setara ukuran 6 gelas air mineral)
Cara Pencampuran :
  • Hasil Fermentasi sesuai dosis perbandingan diatas dimasukkan ke dalam Tangki semprot.
  • Tambahkan 8 tutup SOT (yang telah dilarutkan dalam 1 liter urin bersama gula)
  • Tambahkan air hingga tanki semprot penuh
  • Biarkan 15 menit sebelum larutan digunakan
  • Baru kemudian gunakan untuk menyemprot tanaman

2. Dikocorkan

Pupuk juga bisa langsung dikocor atau dikucurkan langsung ke bagian akar tanaman dengan dosis sebagai berikut (dosis dengan urin dari kambing, urin dari hewan lain tinggal lihat perbandingan di atas) :
  • Tanaman Kecil ( tomat, lombok, mentimun, pare, kacang, dll ). Dikocor pada bagian akar  ± 1/4 gelas air mineral.
  • Tanaman Besar ( mangga, jambu, belimbing, asem, klengkeng, dll ). Lakukan pengocoran pada bagian akar 1 – 2 gelas air mineral (250 – 500 ml)
Demikian secara singkat cara pemanfaatan urin ternak untuk dijadikan pupuk melalui proses fermentasi.  Fermentasi urin ini diharapkan dapat lebih mengurangi ketergantungan kita terhadap pupuk kimia dan dapat menekan biaya untuk membeli pupuk.
Aplikasi ini akan sangat luar biasa hasilnya bila secara terpadu kita aplikasikan pula dengan penggunaan pupuk bokashi dan SOT HCS secara langsung.
Ok, sekian dan semoga bermanfaat…..


sumber : dari berbagai sumber

budidaya pepaya

PEREMAJAAN TANAMAN PEPAYA DENGAN PEMANGKASAN BATANG
Oleh : Tri Budiyanti, Sunyoto, Noflindawati dan Dewi Fatria
Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Pepaya mempunyai ukuran genom yang kecil dan terdiri dari 9 pasang kromosom. Hal ini kemungkinan menyebabkan pertumbuhan batang peralihan antara herba dan berkayu (Ming et al. 2008)
Produksi tanaman pepaya yang berumur lebih dari  3 tahun sudah mulai menurun dan tajuk tanaman sangat tinggi sehingga kesulitan pada saat panen buahnya. Peremajaan  tanaman dapat dilakukan dengan menanam bibit yang baru, selain itu dapat juga melalui pemangkasan batang dan diikuti  perawatan tunas anakan yang baru tumbuh. Pada beberapa waktu yang lalu pernah kami muat tentang tanaman pepaya hasil rejuvinasi (kilk sini), kali ini akan disajikan bagaimana teknik peremajaan pepaya.
Beberapa jenis pepaya mempunyai jumlah buah dan produksi  yang berbeda-beda. Berdasarkan data diskripsi varietas pepaya Callina mempunyai jumlah buah per empat bulan sebanyak 48-52 buah dan produksi 69,1 – 78,9 ton/ha/empat bulan. Pepaya Carisya dengan ukuran buah kecil  mempunyai jumlah buah per empat bulan sebanyak 48-52 buah/pohon/empat bulan dan produksi 28-40ton/ha/empat bulan. Pepaya Merah Delima dengan ukuran buah sedang mempunyai jumlah buah per empat bulan sebanyak 60-80 buah dan produksi 86 – 100 ton/ha per empat bulan. Namun produksi tersebut akan menurun sangat tajam saat tanaman berumur lebih dari dua tahun.
Pertumbuhan tinggi batang pepaya sangat cepat sehingga pada umur 2 tahun mempunyai tinggi 2-3 meter.Tanaman yang terlalu tinggi menyebabkan kesulitan saat panen buah. Oleh karena itu biasanya setelah berumur 2 tahun tanaman pepaya  ditebang dan ditanam ulang. Peluang rejuvinasi dengan pemangkasan batang yang sudah tua dapat dilakukan pada tanaman pepaya yang produksinya sudah rendah. Batang pepaya yang dipangkas akan menghasilkan  tunas-tunas baru dan dapat berbuah kembali. Peremajaan pepaya dengan cara ini di Quensland Utara disebut denganratooning.Tujuan ratooning pepaya untuk mengatasi serangan busuk akar, mengantisipasi siklon angin kencang dan mempercepat waktu produksi (Blair 2003). Penelitian Budiyanti et al 2014, menunjukkan peremajaan tanaman pepaya dengan pemangkasan batang diikuti dengan pemeliharaan dua cabang yang baru tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas buah beberapa genotipe  pepaya. Jumlah buah per pohon dari jenis pepaya yang mempunyai ukuran buah kecil tidak berbeda nyata antara sebelum pemangkasan dan sesudah pemangkasan. Tetapi pada jenis pepaya berukuran buah besar, jumlah buah setelah pemangkasan lebih sedikit dibanding sebelum pemangkasan. Tingkat kemanisan (PTT) buah dari tujuh genotipe pepaya yang diuji hampir sama yaitu antara 12-13o brix dimana tidak terdapat perbedaan antara sebelum pemangkasan dan sesudah pemangkasan.
TEKNIK PELAKSANAAN:
  1. Dipilih tanaman pepaya yang sudah berumur lebih dari dua tahun dan tidak produktif
  2. Pangkas batang pepaya setinggi 0,5 meter dari permukaan tanah.
  3. Olesi bagian yang dipangkas dengan fungisida dan ditutup bagian atas batangnya dengan plastik
  4. Setelah 1-2 bulan akan tumbuh beberapa tunas pada batang tersebut.
  5. Tunas yang tumbuh tersebut dipelihara 2 tunas, sedang tunas lainnya dibuang. Pilih cabang/tunas yang letaknya saling berhadapan dan pertumbuhannya terbaik.
  6. Perawatan tanaman dilakukan dengan pemupukan, penyiraman yang intensif pada awal pertumbuhan serta pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika diperlukan.
  7. Setelah berumur 3-4 bulan setelah pemangkasan, tanaman akan berbunga dan umur 8-9 bulan setelah pemangkasan sudah panen buah pertama

Pilih pohon yang berumur lebih dari 2 tahun


Pangkas batang dan disisakan setinggi ± 0,5 m kemudian diolesi dengan fungisida (kiri)
dan ujung batang ditutup plastik (kanan)


Umur 2 bulan dipilih tunas yang tumbuh berhadapan dan vigor (kiri) Umur 3 bulan sudah berbuah (kanan)


Umur 1 tahun setelah pemangkasan batang


Tanaman hasil peremajaani siap dipanen

cara membuat EM4

Cara Mudah Membuat EM-4 (Effective Microorgasims-4)

TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH : NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN

NAMA :  DEBY UTAMI SISKA ARIANI
NPM    :  12.13101.11.05
EMAIL :  usa.dbee@gmail.com
ALAMAT BLOG :  www.debyuta.blogspot.com


Tugas pembuatan Effective Microorganisms 4 (EM-4)


APA ITU EM 4... ??
Waahh... setelah mengikuti mata kuliah “Etika dan Nilai Lingkungan” tgl 24 Mei 2013 kemarin, saya mulai cari-cari info tentang EM-4. Apa sih EM4 itu? Sampe-sampe kami diberi tugas untuk mencoba membuatnya. Setelah saya menelusuri google, akhirnya saya sudah mendapatkan beberapa artikel maupun tulisan-tulisan mengenai EM-4 ini, dan ternyata saya sangat tertarik untuk mencobanya. Alhamdulillah, saya berhasil.. ;) Mau tau cara yang sangat mudah membuat EM-4 ini..!! eitt... nanti dulu, sebelum mencoba membuat cairan ajaib ini, ada baiknya kita mengetahui “Apa itu EM-4?” 
EM-4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam(segar) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hra dalam tanah. Kegunaannya banyak sekali, tidak hanya untuk pertanian saja, tapi bisa juga untuk keperluan rumah tangga, sebut saja.. untuk WC yang bau, kandang ayam yang bau, kandang kelinci, kambing, darah ikan/ayam, di mana-mana yang bau..got, tempat jual ayam dll

Pada tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukus, Okinawa, Jepang telah mengadakan penelitian terhadap sekelompok mikroorganisme yang dengan efektif dapat bermanfaat dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Kelompok mikroorganisme tersebut disebut dengan Effective Microorganismsyang disingkat EM.

Teknologi EM dikembangkan untuk menunjang pembangunan pertanian ramah lingkungan, menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan pangan yang bebas bahan kimia sehingga bersih dan sehat untuk di konsumsi.

Teknologi EM yang sudah mulai akrab dengan masyarakat adalah Effective Microorganisms-4 biasa disingkat EM-4 adalah suatu kultur campuran beberapa mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai inokulan mikroba yang berfungsi sebagai alat pengendali biologis. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam lingkungan hidup tanaman sebagai penekan dan pengendali perkembangan hama dan penyakit.
EM-4 mengandung beberapa mikroorganisme utama yaitu bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, Ragi ( yeast ), Actinomycetes dan jamur fermentasi.

1.    Bakteri Fotosintetik ( Rhodopseudomonas sp. )
Bakteri ini adalah mikroorganisme mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk senyawa-senyawa bermanfaat dari sekresi akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat yang terbentuk anatara lain, asam amino asam nukleik, zat bioaktif dan gula yang semuanya berfungsi mempercepat pertumbuhan
Hasil metabolisme ini dapat langsung diserap tanaman dan berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain sehingga jumlahnya terus bertambah
2.    Bakteri asam laktat ( Lactobacillus spp. )
Dapat mengakibatkan kemandulan ( sterilizer) oleh karena itu bakteri ini dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan; meningkatkan percepatan perombakan bahan organik; menghancurkan bahan organik seperti lignin dan selulosa serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik Bakteri ini dapat menekan pertumbuhan fusarium, yaitu mikroorganime merugikan yang menimbukan penyakit pada lahan/ tanaman yang terus menerus ditanami.
3.    Ragi / Yeast ( Saccharomyces spp. )
Melalui proses fermentasi, ragi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik dan akar-akar tanaman. Ragi juga menghasilkan zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim untuk meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Sekresi Ragi adalah substrat yang baik bakteri asam laktat dan Actinomycetes.
4.    Actinomycetes
Actinomycetes menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Zat-zat anti mikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.
Actinomycetes hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik bersama-sama menongkatkan mutu lingkungan tanah dengan cara meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.
5.    Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi ( Aspergillus dan Penicilium ) menguraikan bahan secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini membantu menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga dan ulat-ulat merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya. 

Tiap species mikroorganisme mempunyai fungsi masing-masing tetapi yang terpenting adalah bakteri fotosintetik yang menjadi pelaksana kegiatan EM-4 terpenting. Bakteri ini disamping mendukung kegiatan mikroorganisme lainnya, ia juga memanfaatkan zat-zat yang dihasilkan mikroorganisme lain.

Secara umum manfaat Teknologi EM-4 dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut :

1.    Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia tanah
2.    Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi
3.    Memfermentasi bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi
4. Menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian berwawasan lingkungan
5. Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

Aplikasi Teknologi EM-4
EM-4 dikulturkan dalam bentuk medium cair berwarna coklat dalam kondisi dorman.
Pada saat disemprotkan ke dalam tanah atau tubuh tanaman (proses inokulasi) EM-4 secara aktif memfermentasikan bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang dll )
Hasil fermentasi dapat diserap langsung oleh perakaran tanaman, misalnya gula, alkohol, asam amino, protein, karbohidrat dan senyawa organik lainnya
Selain itu, EM-4 merangsang perkembangan mikroorganisme yang menguntungkan tanaman; melindungi tanaman dari serangan penyakit sehingga pada akhirnya dapat menyuburkan tanah, meningkatkan produktifitas tanaman dengan biaya minimal.
Selain dapat di aplikasikan untuk pertanian, EM-4 juga dapat di aplikasikan ke bidang yang lain, seperti peternakan, perikanan, maupun produk rumah tangga.

Aplikasi EM-4 Di Bidang Peternakan
 


Manfaat :
  1. Mengurangi polusi bau khususnya pada kandang ternak dan lingkungan sekitarnya.
  2. Mengurangi stres pada ternak
  3. Menyehatkan ternak
  4. Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak
  5. Meningkatkan nafsu makan ternak
  6. Menekan penyakit pada ternak
  7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak

Aplikasi EM-4 Di Bidang Perikanan
Manfaat :
  1. Memperbaiki mutu air tambak.
  2. Menguraikan bahan-bahan sisa makanan, kotoran udang / ikan menjadi senyawa organik yang bermanfaat.
  3. Menekan serangan mikroorganisme patogen.
  4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tambak.
  5. Menekan hama dan penyakit.





Nah... banyak banget khan manfaat-nya. Yukk.. ikut saya untuk mencoba salah satu cara membuat cairan EM-4 ini...

Langkah pertama kita siapkan terlebih dahulu bahan-bahannya, sederhana kok mudah didapat di sekitar kita.

Bahan-bahan :
-    Pepaya matang atau kulitnya 0,5 kg
-    Pisang matang atau kulitnya 0,5 kg
-    Nanas matang atau kulitnya 0,5 kg
-    Kacang panjang segar 0,25 kg
-    Kangkung air segar 0,25 kg
-    Batang pisang muda bagian dalam 1,5 kg
-    Gula pasir 1 kg
-    Air tuak dari nira / Air kelapa 0,5 liter

Cara Pembuatan :
1.    Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan hingga ukuran menjadi agak halus. Buah harus yang sudah matang atau dapat juga digunakan kulit buah yang tidak dimakan.

2.    Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember.


3.  Campurkan gula pasir dan tuak/air kelapa dalam ember tadi dan aduk hingga rata.

4.    Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari

5.    Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap setiap hari hingga habis.
6.    Larutan tersebut disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat. 

Larutan tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan.
Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
Bagaimana..?? mudah bukan membuat EM-4 ini, daripada kita harus membeli EM-4 ini di toko seharga Rp. 25.000,00 per 1L/botol, kita bisa membuatnya dengan harga kurang dari Rp. 20.000,00 untuk ±3L EM-4. Ehmm... bisa dijadikan alternatif untuk membuka usaha nich.. 
Kalian juga bisa membuat EM-4 ini dengan bahan dan cara yang berbeda, klik aja ke alamat ini yaa,,, 
http://suplirahim1960.blogspot.com/2013/05/membuat-em4-plus-labelnya.html 
SELAMAT MENCOBA YA...