Hidroponik
Tuesday, September 16, 2014
Budidaya Tanaman Seledri Hidroponik Dari Tunas Anak
Selain dengan bijinya, tanaman seledri juga dapat diperbanyak dengan tunas anak-annya. Pada tulisan diblog sebelumnya, sudah saya jelaskan bagaimana cara menyemai dan menanam seledri dengan bijinya. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana cara memperbanyak tanaman seledri dengan tunas anak-annya, selain mudah, tanaman yang dikembangkan dengan cara ini lebih cepat besar.
Hal pertama yang harus dilakukan tentu saja memilih tanaman seledri yang sudah mempunyai tunas anak-annya.Bakal Tunas Anak yang akan dipisahkan |
Pisahkan tunas anak dengan cara dipetik dengan tangan hingga terpisah dengan induknya.
Tunas Anak yang sudah dipisahkan |
Siapkan media tanam Cocopeat, tancapkan tunas tadi kedalam media tanam, jangan terlalu dalam, usahakan bakal tunas barunya jangan tertimbun oleh media tanam.
Tanam tunas anak dalam media Cocopeat |
Simpan bibit seledri yang baru kita tancapkan tadi ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung supaya tidak layu daun-daunnya. Setelah 2-3 hari kemudian pindahkan bibit seledri tadi ditempat yang mendapat sinar matahari pagi atau sore saja.
Tanaman Seledri baru hasil dari pemisahan tunas anak |
Lakukan perawatan bibit Seledri dengan memberikan penyiraman secara teratur untuk menjaga kelembaban media tanamnya. Dalam waktu 7 hari akan terlihat munculnya tunas baru dan ini menandakan bahwa kita telah berhasil mendapatkan bibit Seledri yang baru.
Nah Mudah Bukan? Selamat mencoba!
Nah Mudah Bukan? Selamat mencoba!
Sunday, February 16, 2014
Cara Menanam Seledri (Apium Graveolens)
Seledri atau daun sop, dikenal memiliki banyak manfaat selain sebagai bumbu masakan atau penyedap rasa, juga berkhasiat untuk menjaga kesehatan dan pengobatan alamiah.
Tahun lalu saya pernah mencoba menanam seledri dengan cara Hidroponik sistem DWC (Deep Water Culture) tanpa aerator, dengan menggunakan bahan dan peralatan sederhana, hasilnya cukup memuaskan, seledri tumbuh dengan baik.
Pada kesempatan kali ini saya ingin menampilkan cara menanam Seledri dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique).Perbedaan mendasar kedua sistem tesebut adalah dari cara pemberian nutrisi ke akar tanaman, sistem DWC adalah cara pasif, dimana akar di biarkan terendam dalam larutan nutrisi yang ditampung dalam tandon atau bak nutrisi, sedangkan dalam NFT, nutrisinya dialirkan dengan bantuan pompa air masuk kedalam sistem dan aliran nutrisi di atur sesuai kebutuhan hingga membasahi seluruh permukaan akar secara tipis (menyerupai lapisan film yang menyelubungi permukaan akar). Nutrisi akan mengalir kembali, masuk dalam bak penampungan untuk kembali dialirkan lagi kedalam sistem begitu seterusnya.
Seledri dengan Sistem DWC |
Tahap pertama menanam seledri diawali dengan menyemai bibit dari biji. Daya tumbuh bibit seledri tergolong agak rendah dan tidak seragam, jadi semailah bibit berlebih dari kebutuhan yang akan ditanam sehingga nantinya bisa diseleksi benih yang tumbuh dengan baik saja yang ditanam. Media semai yang digunakan adalah Cocopeat, sebagai wadah persemaian digunakan gelas plastik dengan tujuan agar nantinya tidak perlu memindahkan lagi dan bisa langsung dimasukkan dalam sistem NFT. Taburkan bibit seledri dalam media semai dan basahi dengan air menggunakan sprayer. Kemudian, simpanlah persemaian tadi ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Untuk menjaga kelembabannya siramlah secara teratur setiap pagi atau sore hari sekali.
Bibit Seledri disemai dalam media Cocopeat |
5 Hari Setelah Semai, mulai tumbuh dan berkecambah. |
7 Hari Setelah Semai |
10 Hari Setelah Semai |
NFT System |
7 Hari Dalan NFT System |
40 Hari dalam NFT system |
Tanaman Seledri 40 Hari dalam NFT System |
Selamat Mencoba!
Monday, September 30, 2013
Cara Menanam Tomat Hidroponik
Menanam dengan cara hidroponik tidaklah sesulit dan semahal yang anda bayangkan, modal utama yang anda butuhkan adalah kemauan dan semangat untuk mencoba. Kali ini kita akan belajar menanam tomat dengan memanfaatkan botol-botol plastik bekas.
Langkah pertama tentu saja, dengan mengumpulkan beberapa botol plastik bekas air mineral ukuran 1500ml, sesuai kebutuhan. Potong botol-botol tersebut hingga menjadi dua bagian.
Pilihlah bibit tomat yang baik, sekedar saran, belilah bibit di toko pertanaian, pilihlah bibit unggul atau hibrida, hasilnya akan lebih memuaskan.
Semailah benih tomat tadi, gunakan cocopeat sebagai media semai, rawatlah dengan baik hingga berumur +/- 21-28 hari. Bibit siap dipindah tanam.
Tray untuk penyemaian bibit menggunakan media Cocopeat |
Hati-hati dalam memindahkan bibit yang siap tanam, usahakan agar akarnya jangan sampai rusak atau putus, rendam terlebih dulu bibit tadi kedalam air, goyang-goyangkan hingga cocopeatnya terlepas dalam air. Gunakan busa untuk penjepit tanaman tomat dan masukkan akarnya kedalam botol plastik yang sudah dipotong tadi ( lihat gambar dibawah )
Tanaman Tomat dipindah ke botol plastik |
Posisi akar jangan sampai terendam seluruhnya, berikan sedikit jarak dengan air nutrisi agar akar dapat bernafas. Untuk menghindari tumbuhnya lumut didalam nutrisi, tutuplah botol plastik tadi dengan plastik hitam, atau bisa juga diberi cat warna putih.
Tanaman Tomat yang sudah siap ditanam |
Setelah beberapa hari, tomat akan tumbuh semakin membesar sehingga penyerapan nutrisi dan air semakin banyak, jadi untuk mengurangi kesibukan mengisi dan mengecek nutrisi satu persatu dalam botol, maka tomat dipindahkan kedalam satu tempat yang lebih besar, disini saya menggunakan talang air pvc. Karena botol plastik sangat ringan, maka perlu diisi media pemberat supaya tidak terbang ditiup angin.
Tanaman yang sehat mempunyai akar yang baik |
Lakukan pengecekan nutrisi secara berkala, kepekatan dan kadar pH. Sesuaikan dengan kebutuhan tanaman, agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Tempatkan tanaman tomat tersebut ditempat yang terkena sinar matahari langsung.
Tomat dalam talang air |
Setelah 35 - 40 hst tanaman tomat sudah mulai muncul bakal bunga, pasanglah tali sebagai bantuan tanaman tomat untuk tetap berdiri tegak.
Umur 35-40 Hst mulai muncul bakal bunga |
Dalam beberapa hari bunga akan berubah menjadi buah, lakukan perawatan dengan baik, pada masa berbuah tanaman membutuhkan nutrisi yang banyak, sehingga nutrisi didalam talang akan cepat berkurang dan habis. Tambahkan atau gantilah nutrisi dengan nutrisi yang baru/fresh.
Tomat yang sudah berbunga |
Tomat siap untuk dipanen |
Tomat segar, siap dinikmati |
Wednesday, July 10, 2013
Hidroponik Sistem Pasang Surut / Ebb and Flow
Apakah yang dimaksud Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow System)? Adalah suatu sistem menanam dalam hidroponik dimana nutrisi atau pupuk diberikan dengan cara menggenangi/merendam media tanam (zona akar) untuk beberapa waktu tertentu, setelah itu nutrisi tadi dialirkan kembali ke bak penampungan.
Prinsip kerja dari sistem ini adalah nutrisi dipompakan ke dalam bak penampung yang berisi pot yang telah diisi media tanam diletakkan diatasnya. Pompa dihubungkan dengan pengatur waktu (timer) sehingga lamanya dan periode penggenangan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Pada dasar bak kita pasang siphon yang berfungsi mengalirkan kembali nutrisi ke bak penampung nutrisi secara otomatis.
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat diagram dibawah ini:
Dibawah ini adalah contoh sistem pasang surut dengan memanfaatkan botol bekas air minum dalam kemasan dan pipa PVC
Prinsip kerja dari sistem ini adalah nutrisi dipompakan ke dalam bak penampung yang berisi pot yang telah diisi media tanam diletakkan diatasnya. Pompa dihubungkan dengan pengatur waktu (timer) sehingga lamanya dan periode penggenangan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Pada dasar bak kita pasang siphon yang berfungsi mengalirkan kembali nutrisi ke bak penampung nutrisi secara otomatis.
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat diagram dibawah ini:
Diagram Sederhana Sistem Pasang Surut |
Sistem Pasang Surut menggunakan Pipa PVC dan Botol Plastik bekas |
Tanaman Sayur 'Pak Choy' |
Panen 'Pak Choy' |
Monday, May 27, 2013
Hidroponik Sistem Sumbu / Wick System
Bagi anda yang ingin mencoba atau memulai bertanam secara Hidroponik ada baiknya mencoba sistem yang paling sederhana, mudah, bisa memanfaatkan barang-barang yang ada disekitar kita, dan tidak perlu menyiram tanaman setiap hari. Apa Bisa?
Jawabnya bisa, cara yang paling sederhana berhidroponik adalah menggunakan sistem sumbu atau Wick System, teknik ini memanfaatkan gaya kapilaritas pada sumbu untuk mengantarkan air dan nutrisi ke akar tanaman, sehingga akar dapat menyerap unsur-unsur hara yang disediakan.
Berikut ini adalah cara membuat pot tanaman sistem sumbu, semoga bermanfaat.
1. Sediakan 2 buah pot plastik, yang satu sebagai penampung nutrisi, dan yang lainnya sebagai tempat media tanam. pilihlah pot yang ukurannya hampir sama besar, sehingga pot yang berisi media tanam dapat masuk kedalam pot yang berisi nutrisi dan posisinya tergantung diatas.
2. Sediakan 2 utas sumbu dan pasangkan pada bagian bawah pot yang berisi media tanam. Sumbu ini yang akan difungsikan sebagai penyuplai nutrisi ke media tanam. Pilihlah bahan sumbu yang bukan terbuat dari bahan kapas, karena akan mudah putus dan busuk. ( Bahan Nylon atau kain flanel lebih baik)
Berikut ini adalah cara membuat pot tanaman sistem sumbu, semoga bermanfaat.
1. Sediakan 2 buah pot plastik, yang satu sebagai penampung nutrisi, dan yang lainnya sebagai tempat media tanam. pilihlah pot yang ukurannya hampir sama besar, sehingga pot yang berisi media tanam dapat masuk kedalam pot yang berisi nutrisi dan posisinya tergantung diatas.
2. Sediakan 2 utas sumbu dan pasangkan pada bagian bawah pot yang berisi media tanam. Sumbu ini yang akan difungsikan sebagai penyuplai nutrisi ke media tanam. Pilihlah bahan sumbu yang bukan terbuat dari bahan kapas, karena akan mudah putus dan busuk. ( Bahan Nylon atau kain flanel lebih baik)
3. Posisi pot akan seperti gambar disamping, kemudian isilah dengan air nutrisi sampai batas bawah pot media tanam.
Gunakan Cocopeat atau media tanam lain yang tidak mengandung unsur hara sebagai pengisi media tanam. Jika menggunakan Cocopeat, pastikan Cocopeat yang akan dipakai sudah dicuci bersih terlebih dahulu.
4. Setelah diisi media tanam, Pot siap untuk ditanami. Lakukan pengontrolan air nutrisi secara berkala. Karena air dalam pot tersebut akan habis diserap oleh akar dan sebagian lagi akan menguap.
Cara diatas adalah salah satu contoh pembuatan pot sistem sumbu, masih banyak metoda lain dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada disekitar kita, misalnya botol air minum dalam kemasan, kotak styrofoam, ember bekas cat dan lain-lain.
Selamat Mencoba!!!
Tanaman Belimbing dalam pot dengan sistem sumbu dapat berbuah |
Sunday, May 19, 2013
Pupuk / Nutrisi Hidroponik AB Mix
Nutrisi hidroponik adalah pupuk yang telah diformulasikan khusus dari garam-garam mineral yang larut dalam air, mengandung unsur-unsur hara penting yang diperlukan tanaman bagi tumbuh dan berkembang.( baca Hidroponik Mudah dan menyenangkan). Nutrisi ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian A dan bagian B, dan biasanya disebut AB mix. Cara penggunaannyapun sangat mudah, hanya dengan mencampurkan masing-masing bagian A dan bagian B dengan air, satu persatu secara terpisah, sesuai petunjuk yang diberikan produsen nutrisi tersebut untuk menjadikan larutan stok / pekatan. Larutan stok ini perlu dicairkan lagi dengan air jika hendak digunakan. ( Jangan mencampurkan larutan A dan Larutan B sekaligus karena akan terjadi pengendapan ).
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mencampur nutrisi hidroponik sehingga nantinya nutrisi dapat diserap tanaman secara maksimal adalah:
pH Larutan Nutrisi:
pH adalah ukuran asam dan basa suatu larutan. Alat untuk mengukur asam dan basa larutan adalah pH meter atau bisa juga menggunakan kertas lakmus. Nilai pH berkisar antara 0-14, pH < 7 maka larutan besifat Asam, begitu pula sebaliknya jika pH > 7 maka larutan bersifat Basa.
pH akan mempengaruhi penyerapan akar terhadap unsur-unsur hara yang terkandung dalam Nutrisi yang diberikan. Secara umum tanaman cenderung menyukai kondisi pH antara 6-6.5. Apabila pH terlalu rendah akar akan mengalami kesulitan dalam menyerap unsur-unsur hara sehingga akan terjadi defisiensi hara. begitu pula sebaliknya apabila pH lebih besar dari 7.akan terjadi pengendapan unsur unsur hara micro dalam nutrisi, sehingga akar tidak dapat menyerap unsur hara micro tersebut, akibatnya tanaman akan mengalami defisiensi hara juga.
Berikut ini disajikan tabel hubungan antara kondisi pH dan kemampuan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman
pH adalah ukuran asam dan basa suatu larutan. Alat untuk mengukur asam dan basa larutan adalah pH meter atau bisa juga menggunakan kertas lakmus. Nilai pH berkisar antara 0-14, pH < 7 maka larutan besifat Asam, begitu pula sebaliknya jika pH > 7 maka larutan bersifat Basa.
pH akan mempengaruhi penyerapan akar terhadap unsur-unsur hara yang terkandung dalam Nutrisi yang diberikan. Secara umum tanaman cenderung menyukai kondisi pH antara 6-6.5. Apabila pH terlalu rendah akar akan mengalami kesulitan dalam menyerap unsur-unsur hara sehingga akan terjadi defisiensi hara. begitu pula sebaliknya apabila pH lebih besar dari 7.akan terjadi pengendapan unsur unsur hara micro dalam nutrisi, sehingga akar tidak dapat menyerap unsur hara micro tersebut, akibatnya tanaman akan mengalami defisiensi hara juga.
Berikut ini disajikan tabel hubungan antara kondisi pH dan kemampuan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman
Tabel Hubungan pH dan Kemampuan penyerapan unsur hara oleh akar |
Kepekatan Larutan Nutrisi
Untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi digunakan alat EC meter (Electrical Conductivity) yang dinyatakan dengan satuan milliSiemens/cm (mS/cm) atau menggunakan TDS meter (Total Dissolved Solids) dinyatakan dalam satuan parts per million (ppm) dimana 1 ppm= 1mg/liter. Setiap jenis tanaman mempunyai kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda. Jika nutrisi yang kita berikan kadarnya terlalu rendah maka tanaman akan kurang subur, pertumbuhannya lambat dan kerdil. Begitu pula sebaliknya jika nutrisi terlalu tinggi, tanaman akan mengalami stress dan pertumbuhannya menjadi terganggu. Dengan memberikan nutrisi yang tepat dan menjaga kestabilan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman, maka tanaman akan tumbuh sehat dan optimal.
Bagi anda yang ingin menanam secara hidroponik, tetapi belum mempunyai alat ukur tersebut diatas, pastikan anda membaca aturan pakai yang tercantum dikemasan pupuk yang anda beli. Biasanya pupuk tersebut didesain untuk jenis tanaman tertentu misalnya sayuran daun, cabai, tomat, tanaman bunga dan lain-lain, Perhatikan komposisi perbandingan campuran pupuk dengan air.
Selamat Mencoba!
Cabai Merah dalam Polybag |
Untuk Pertanyaan, Kritik dan Saran silahkan E-mail : coolermr@gmail.com
Saturday, April 6, 2013
Hidroponik Mudah dan Menyenangkan
Hidroponik adalah cara atau metoda bercocok tanam dengan media tanam selain dari tanah, dengan pemberian nutrisi atau pupuk yang mengandung unsur unsur hara esensial secara terukur dan terkontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman tumbuh lebih sehat dan subur.
Kelebihan bercocok tanam secara hidroponik yaitu tidak membutuhkan pengolahan tanah seperti mencangkul, membajak atau menggali (sangat melelahkan), tidak membutuhkan lahan subur karena dapat ditanam dimana saja, hemat pemakaian air, membutuhkan sedikit tenaga kerja, dapat ditanam kapan saja tanpa mengenal musim, hasil panen lebih banyak, tahan lebih lama, dan lebih bersih.
Pak Choi |
Kunci keberhasilan hidroponik salah satunya terletak pada Nutrisi yang digunakan, Nutrisi tersebut harus dapat mensuplai semua unsur unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh, jika salah satu unsur hara tersebut kurang atau tidak diberikan, maka pertumbuhan tanaman tidak akan memuaskan.
Selain Hidrogen, oksigen, dan carbon yang dapat diserap tanaman dari air dan udara, unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dibedakan menjadi dua, yaitu unsur hara makro atau unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar, dan unsur hara mikro atau unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi keberadaannya sangat dibutuhkan.
Unsur hara makro terdiri dari Nitrogen (N), Phosphorus (P), Potassium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg) and Sulphur (S).
Dan Unsur hara mikro yaitu terdiri dari Iron (Fe), Boron (B), Manganese (Mn), Zinc (Zn), Copper (Cu), Molybdenum (Mo) and Chlorine (Cl).
Tomat |
Selamat Berhidroponik ria..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar