Selasa, 19 April 2016

Unsoed Sukses Mengolaborasikan Peternakan, Perikanan dan Pertanian Menjadi Konsep Pertanian Terpadu


Konsep Pertanian Terpadu - Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah
Kabartani.com – Siapa bilang pertanian, perikanan, dan peternakan tidak bisa dikolaborasikan? Terbukti, pihak Universitas Negeri Jenderal Soedirman (Unsoed) sukses mengolaborasikan ketiga bidang tersebut. Bahkan, kolaborasi yang disebut sebagai konsep pertanian terpadu itu mampu memangkas biaya operasional.
Seperti yang dikatakan oleh ketua tim pengembangan teknologi tepat guna Falkultas Pertanian Unsoed, yakni Ir Suparoto MAgrSc, mengatakan bahwa “Petani memiliki kendala cukup serius mewujudkan pertanian terpadu yang menguntungkan. Kendala itu terutama biaya untuk pakan yang cukup besar,”. Teknologi itu merupakan hasil penelitian Riset Institusional (RISIN) sejak 2012 sampai 2014.
Setelah melakukan riset tersebut, akhirnya tim berhasil mewujudkan teknologi tepat guna yang mengolaborasikan bebek peking, azolla (sejenis tanaman air), lele, dan padi organik. Penelitian itu sendiri dilakukan di Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Tanaman air Azolla ini mengganti 30 persen pakan bebek dan juga mengurangi kebutuhan pelet untuk ikan. Selain itu tanaman air azolla juga bisa dibuat pupuk organik yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman padi. Proses ini tentunya memperkecil biaya produksi,” ungkap Suparoto.
Salah satu petani di Desa Banjarsari Kulon, yang lahannya dijadikan percontohan, yakni Pak Narpun merasakan hasilnya. ”Dulu rasanya mustahil mendapat untung dari ternak ikan dan bebek karena harga pakan yang mahal, kini dengan cara seperti ini menjadi sangat menguntungkan,” ujarnya.
Pak Narpun juga mengatakan bahwa saat ini rumahnya sering dikunjungi banyak oarang dari berbagai pihak yang ingin melihat dan belajar pertanian terpadu. ”Terlebih lagi produksi padi juga meningkat, jelas ini sangat menggembirakan,” ungkapnya gembira.

Tidak ada komentar: